Jumat, 29 Maret 2013

Jika #CintaSamarinda

Sewaktu sekolah dulu, guru-guru saya mengajarkan tentang "kebersihan sebagian daripada iman". Jika kita memiliki iman didalam jiwa ini, maka sebaik-baiknya berusaha membersihkan jiwa dan hati dari kekotoran dosa. Dan keimanan itu salahnya satunya diwujudkan dalam menjaga kebersihan raga ini, sebelum kita sembahyang tentu kita membersihkan raga ini dahulu. Dengan raga yang bersih saat bersembahyang jiwa terasa nyaman, apakah baik saat bersimpuh memohon pada Tuhan dalam keadaan kurang bersih? Tentu tidak nyaman dan kurang.
Tapi sayang kebiasaan bersih tidak menular dalam keseharian, seringkali kita mengabaikannya, contoh mudahnya saat kita roti setelah habis bungkusnya dibuang sembarangan. Kadang alasannya karena tidak ada tempat sampah terdekat, atau tidak mau menyimpannya disaku atau ditas atau dipegang sambil mencari tempat sampah. Apalagi jika kita pergi ke pasar, sehabis melihat pertandingan sepak bola, atau ada even pada suatu lokasi, perhatikan pasti ada sampah yang berserakan tanpa tuan. Ada yang beralasan biarkan saja nanti juga ada petugas kebersihan mengurusnya, toh kita juga membayar pajak jadi gunanya ya untuk itu.
Sebenarnya kita perlu kasihan pada petugas kebersihan atau pada diri sendiri??? Saya tidak bisa menjawab itu, tergantung pada pemahaman nilai iman kita sendiri pada kalimat "kebersihan sebagian daripada iman. Pada akhirnya alam akan berbuat adil atas apa yang sudah kita perbuat... aku, kamu dan kita semua mulailah membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya.
Marilah kita warga Samarinda lebih peduli pada kota kita sendiri, baik buruknya kota samarinda adalah wajah kita sendiri. Jika memang #CintaSamarinda bantulah diri kita sendiri dan pemerintah dengan kesadaran membuang sampah pada tempatnya.
-saya Bram Keluh sukanya mengeluh, berharap jadi asistennya Mario Teguh "Salam Cinta Damai"-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar