Baru 2 bulan
ini saya ikut perguruan Satya Buana, dimana disini diajarkan mengolah tenaga
dalam secara mandiri dan proses. Apa yang kita punya kita bangkitkan sendiri
dalam proses alami, bukan melalui proses pengisian agar langsung mempunyai
kekuatan yang mumpuni. Dalam latihannya kita lebih diajarkan bagaiman
menyehatkan dan menyembuhkan diri sendiri, kita bukannya tidak mempercayai
dokter atau tidak perlu ke dokter lagi, tapi ini untuk menjaga kesehatan
sendiri agar tetap terjaga. Lalu apa dengan olah raga lain, seperti jogging,
skipping, fitner dan lain-lain, hampir sama tapi dalam Satya Buana lebih
diajarkan bagaimana memanfatkan energi di alam ini sebagai sumber kekuatan
dalam diri sendiri. Saya belum mau membahas tentang Satya Buana secara mendalam
karena masih pemula, tapi disini saya akan lebih pada menyampaikan pendapat
tentang kekuatan pikiran dan imajinasi kita, kedua hal ini akan sangat
berkaitan.
Dalam
beberapa kali latihan awal hingga masuk kelas pemula ada satu dasar yang
dipakai untuk lebih berkembang, yaitu imajinasi, pikiran kita diminta untuk
berkonsentrasi lalu memnbayangkan akan suatu hal dalam diri kita. Misalnya kita
membayangkan telapak tangan kita kiri dan kanan mengeluarkan sinar putih yang
memancar dari dalam tubuh kita, lalu cobalah mempertemukan kedua telapak tangan
kita tadi apakah bisa disatukan, akan terasa energi ditengah-tengah telapak
tangan kita tadi seperti ada sebuah bola saja. Lalu bagaimana bisa seperti itu,
apa orang biasa juga bisa? Tentu bisa saja, cobalah ambilah sebuah bandol yang
agak berat lalu ikatkan pada seutas tali yang tidak terlalu panjang, mungkin
hanya sekitar 15 cm saja. Lalu ujung tali lain yang tidak ada bandulnya kita
pegang dengan jari telunjuk dan jempol, biarkan bandul tadi menggantung hingga
tenang dan tidak goyang sedikitpun. Setelah tenang lalu berkonsentrasilah pada
bandul, lalu dalam pikiran kita membayangkan bandul itu berputar ke arah kanan,
teruslah konsentrasi dan imajinasikan bandul itu berputar. Perhatikan apa yang terjadi…
ya bandul itu akan bergerak berputar mengikuti apa yang kita pikirkan, semua
orang bisa melakukan ini, percayalah dengan kemampuan anda.
Sekarang timbul
pertanyaan jika memang bisa melakukan hal itu buat apa kita berlatih olah prana
atau tenaga dalam?? Akan saya coba jelaskan dengan opini saya sendiri, kekuatan
pikiran akan sangat ditopang oleh kekuatan fisik tubuh kita, dalam tubuh kita
ada energi fisik yang kita gunakan untuk menggerakkan tangan, menggerakkan
kaki, menggerakan mulut untuk berbicara dan seterusnya. Tapi apakah energy tersebut
mampu mengimbangi kekuatan pikiran kita yang tidak bisa kita lihat wujudnya,
sedangkan didalam tubuh kita menyimpan banyak tenaga dalam / prana yang
potensial. Contoh gampangnya, ini kejadian yang saya alami sewaktu kampung saya
kebakaran, semua orang panik berusaha menyelamatkan harta benda serta nyawanya
sendiri, dalam kondisi panik kita tidak memikirkan banyak hal kecuali apa yang
bisa diselamatkan. Kondisi itulah memicu kekuatan dalam pikiran yang
memerintahkan otot-otot dalam tubuh agar lebih kuat dari biasanya, bayangkan
ada orang yang mengangkat mesin jahit yang berat sendirian, lalu kembali lagi
mengangkat barang lain seperti sofa, meja, dan lainnya sendirian pula, padahal api sudah sangat dekat dengan
rumahnya. Tapi orang itu tidak ambil peduli dan terus menyelamatkan barangnya
sampai ia anggap cukup. Setelah selesai kebakaran orang itu berusaha mengangkat
barang yang sudah dikeluarkan kembali ke rumahnya, apa yang terjadi ternyata
orang itu sudah tidak mampu lagi, ia pun heran sendiri kenapa bisa terjadi. Contoh
lain saya alami saat terjadi kerusuhan tahun 1997, terjadi demo besar-besaran
untuk mewujudkan reformasi, saat sedang berdemo tiba-tiba ada pasukan Anti Huru
Hara dengan Canon Waternya menyerang. Spontan saya dan mahasiswa lain
berlarian, kita semua melompat pagar, salah satunya pagar kawat yang menjulang
sekitar3-4 meter, semua memanjat dan melompat dengan cepat seperti pasukan yang
sudah terlatih saja. Coba mereka suruh mengulang memanjat dengan cepat dan
tidak kelelahan, saya jamin tidak ada yang mau….
Itulah tenaga
dalam yang keluar secara spontan, karena kekuatan pikiran tadi, lalu akan
sangat bemanfaat jika kita mampu mengolah tenaga dalam tersimpan tadi ditambah
dengan energy dari alam ini. Orang berpikir itu mengeluarkan energi yang besar
daripada melakukan pekerjaan fisik, itulah alasannya kenapa kita mesti mengolah
fisik dan tenaga dalam kita agar mampu membantu daya pikiran kita ini sendiri. Lalu
apa hubungannya dengan kekuatan pikiran tadi, sorry… sorry to say… nie kalo
penjelasan saya mutar-mutar tidak karuan, karena saya memang bukan penulis
handal dan antara kecepatan pikiran dan waktu penulisan suka tidak sama, cepet
mikirnya daripada prakteknya… artinya kekuatan pikiran kamu dalam berimajinasi
perlu ditopang oleh energi yang kuat dalam tubuh kita sendiri. Saat kita mampu
mengontrol tenaga dalam kita melalui proses latihan yang lama maka kita akan
mulai mengenal siapa diri kita dan alam ini, besar manfaatnya guna melindungi
diri sendiri, menyembuhkan diri sendiri dan membantu orang lain.
Sayangnya kemampuan
pikiran kita sudah terpolusi oleh hal-hal duniawi, seperti tingkat pendidikan,
semakin tinggi pendidikan semakin kompleks pemikiran kita, padahal kekuatan
pikiran hanya membutuhkan hal sederhana saja, kosentrasi, imajinasi dan pasrah
pada Tuhan. Kita mulai terkotak-kotak oleh pengetahuan kita sendiri, apalagi
jika kita mulai bicara ini logis itu tidak logis, maka pengkotakan sudah
terjadi, dan itu akan banyak efeknya bagi kita dan orang lain… bagian ini kita
tidak perlu membicarakan terlalu banyak. Saya masih ingat dengan perkataan
teman saya penganut agama Budha, dia diajarkan bagaimana menguasai alam pikiran
dan melepaskan diri dari pengkotakan diri sendiri. Tuhan menciptakan manusia
sebagai mahluk unggulan di alam ini tapi sekaligus bisa menjadi mahluk
terlemah.
Menurut saya
melepaskan pikiran dari kotak-kotak kehidupan yang diciptakan manusia sendiri
memang dibutuhkan suatu proses, itu bisa dijalani dengan mendekatkan diri pada
Tuhan dan alam semesta, meleburkan diri kita pada suatu kepasrahan dan
keiklasan bahwa semua berasal dari Tuhan akan kembali pada Tuhan. Kita harus
melepaskan ego kita yang buruk, pemikiran bahwa diri kita paling pandai,
melepaskan semua logika kita dan pasrah pada yang satu yaitu Tuhan. Biarkan pikiran
kita melepaskan dirinya dari fisik ini dan menjelajah pada kuasa Tuhan untuk
menerima semua anugerah Tuhan agar bisa kita gunakan sebaik-baiknya. Setelahnya
kita mulai menggunakan itu semua dalam satu bentuk niatan dan keyakinan bahwa
kita bisa melakukan apa yang sudah diwariskan pada diri manusia sebagai mahluk
unggulan tadi. Bukankah didalam Alkitab Jesus mengatakan – andaikan kamu punya
iman sebesar biji sawi saja kamu berkata gunung pindahlah maka akan pindah –
lalu apakah kita akan memindahkan sebuah gunung, tentu tidak… Jesus hanya
memberikan sebuah perumpamaan betapa dasyatnya kemampuan yang diberikan kepada
manusa, iman tidak sekedar percaya. Sekarang kita berimajinasi, seandainya saya
mempunyai iman sebiji sawi atau niatan kepada Tuhan untuk melakukan sesuatu hal
yang baik, maka proses selanjutnya kita mulai bermeditasi disertai doa lalu
pikiran kita mulai mengarah pada Tuhan, tidak mustahil kita akan mulai mengajak
pikiran kita untuk berimajinasi melakukan apa yang sudah kita niatkan, yakini
dalam proses dipikiran bahwa itu bisa terjadi maka itu akan terjadi.
Jadi kekuatan
pikiran sungguh luar biasa sekali, tapi kekuatan pikiran juga butuh penopang
yaitu fisik, energi, niat dan iman. Semua itu masuk dalam satu rangkaian yang
melebur dan diwujudkan dalam kekuatan pikiran dan imajinasi yang dibentuk oleh
pikiran kita. Jika kita lepas dari itu semua maka kita perlu berhati-hati, saya meyakini bahwa kita
yang percaya pada Tuhan tidak ada suatu tindakan dari kita yang tidak diatur
oleh-NYA, tapi kita sendiri diberi kebebasan untuk memilih dari sekian banyak
pilihan… kamu adalah apa yang kamu
pikirkan…
Itulah opini
saya tentang kekuatan pikiran dan imajinasi, mari kita saling berbagi tanpa
merasa lebih pintar dari yang lain….
Thanks
Tidak ada komentar:
Posting Komentar